Setelah kamu mati, kamu akan terbangun di sebuah bar dan harus bermain sebuah game kematian bersama seseorang. Bukan sebuah game biasa, kamu akan memainkan sebuah game yang menjadikan nyawa sebagai taruhan. Dipandu oleh para juri, kamu akan menghadapi berbagai tantangan psikologis paling dahsyat untuk menentukan apakah kamu layak masuk Surga atau Neraka. Siapa sangka, sebuah game kematian dapat menunjukan sifat sejati dari seorang manusia.
Singkat cerita :
Setelah kematian kamu tidak akan langsung masuk ke Surga atau Neraka, melainkan terbangun di sebuah bar dimana kamu akan dibawa ke reinkarnasi atau kehampaan. Akan ada satu orang lagi yang akan datang dan ditantang untuk memainkan beberapa game yang teracak.
Game-game itulah yang akan menentukan nasib dari orang yang ada di bar. Apakah orang tersebut akan bereinkarnasi, atau jatuh kedalam kehampaan dan kegelapan yang kekal.
Game-game itulah yang akan menentukan nasib dari orang yang ada di bar. Apakah orang tersebut akan bereinkarnasi, atau jatuh kedalam kehampaan dan kegelapan yang kekal.
Awalnya, orang yang datang ke bar akan hilang ingatan. Mungkin karena shock setelah baru saja meninggal. Namun perlahan tapi pasti, ingatan mereka akan kembali pulih dan mulai mempengaruhi emosi saat bermain game. Para pemain pada akhirnya akan memenangkan permainan atau mengalami kekalahan, tapi bukan itu intinya. Yang jadi pusat perhatian adalah proses saat mereka bermain game kematian.
Sifat sesungguhnya dari seseorang akan terlihat melalui parade kematian ini, dan semua itu akan dinilai oleh para juri yang ada di bar tersebut. Para juri akan menilai bagaimana perasaan mereka saat dihadapakan dengan ancaman seperti ini. Tak jarang, para pemain akan frustasi dan mengalami tekanan berat saat memainkan game. Secara tidak langsung, game kematian ini dapat mengungkap segala sesuatu yang pernah dilakukan selama hidup di dunia.
Cerita ini akan berpusat kepada sebuah bar bernama Quindecim milik seorang juri bernama Decim. Tapi uniknya, para juri ini juga punya perasaan sendiri. Mereka bisa memperkirakan, menduga-duga, dan memperhitungkan segala perbuatan yang akan dilakukan setiap orang. Apa mereka bisa melakukan kesalahan ?